Ekplanasi 4 Kategori Halaman
Pada al Qur’an dengan format 18 baris, terdapat 16 halaman di setiap
juznya. Kecuali di juz 1 dan juz 30. Sementara, penjelasan mengenai kedua juz
tersebut diabaikan. Untuk keperluan penjelasan tentang ke 28 juz yang
berjumlahkan 16 halaman perjuznya. !6 halaman terbagi atas 4 kelompok, yaitu:
1.
Halaman 1
sampai 6
2.
Halaman 7
sampai 13
3.
Halaman 14
dan 15
4.
Halaman 16
Pembagaian
didasarkan atas kategori kecerdasan manusia. Halaman 1 sampai 6 adalah
gambaran dari keunggulan dari setiap tipe. Potensi ini relatif mudah diamati
bila dibandingkan dengan beberapa potensi yang lain. Karena ia adalah representasi dari kecerdasan bawaan, yang telah ada sejak
awal. Jumlah halaman ada 6, sama
dengan jumlah sisi Ka’bah. Ka’bah adalah pusat orientasi sujud saat sholat. Hal
ini bermakna sebagai ‘potensi’ yang dimiliki yang membuat orang lain kagum
(makna lain dari kata ‘sujud’) kepadanya.
Halaman 7 sampai 13
7 halaman ini adalah representasi dari titik sujud. Maknanya terbalik
dari makna 6 halaman awal. Bila 6 halaman awal bermakna
Halaman 14 dan 15
Kategori halaman
ini mengambarkan mengenai cara-cara yag ditempuh masing-masing tipe dalam
menyiasati persoalan-persoalan yang dihadapinya. Jumlah angka halaman adalah
29. Surat ke 29 adalah surat Al Ankabut,
surat Laba-Laba. Laba-laba adalah
simbol dari bentuk kecerdikan dalam mencari solusi terhadap masalah.
Laba-laba adalah binatang yang berjalan lambat di atas tanah. Namun makanan
kesukaannya, sebagian besar, adalah serangga-serangga yang terbang, seperti
capung, kumbang. Kemampuan kodrati yang dianugerahkan kepadanya memungkinkan ia
dapat mengatasi keterbatasannya. Dengan jaring yang dirajutnya, ia hanya perlu
menunggu dengan sabar. Dan mangsanya pun datang ke dalam jeratnya.
Dalam konteks
karakter, kategori halaman ke 3 ini juga
menggambarkan pola sosialitas manusia dalam menghadapi
problema hidupnya. Interaksi sosial adalah bawaan kodrati manusia dalam
menghadapi berbagai persoalan. Dalam konteks individual, halaman ini juga
meliputi gerak spontanitas masing-masing tipe bila ia sedang menghadapi
masalah.
Contoh konrit dari halaman
ini adalah seperti pada tipe 17. Ayat pada halaman 14 dan 15 berjumlah 25.
Surat ke 25 adalah surat Al Furqan,
surat Pembeda. Membedakan dapat
dilakukan bila terlebih dahulu dilakukan penghitungan. Melalui perhitungan,
maka pembedaan dapat dilakukan. Dan secara umum, kata pembeda dimaksudkan dalam
makna normatif, yaitu membedakan antara yang benar dengan salah, antara baik
dengan buruk. Dengan masuknya faktor
perhitungan dalam lingkup makna pembeda, maka kata tersebut juga bisa
diartikan parameter.
Dalam konteks
karakter, tipe 17 akan masuk dalam masalah dimulai dari kekurangmampuannya menyederhanakan
masalah ke dalam 2 opsi saja. Kecenderungannya biasa berpikir opsionallah yang
sering menjebaknya ke situasi dilematis. Tetapi bila ia telah mampu menyederhanakannya,
ia masih mungkin terjebak dalam kebingungan bila ia membayangkan kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi dari opsi-opsi yang ia akan pilih. Kemampuan prediktifnya
kadang kurang disertai dengan kewaspadaan membedakan mana prediksi yang riil,
mana yang hanya ilusif.
Dan cara
bersosialisasi tipe ini adalah cenderung hitam putih. Cara interaksinya dengan
orang lain, individu maupun kelompok, dilakukan dengan relatif sangat terukur.
Parameternya adalah misi yang akan dicapainya. Karakter ini yang menjadikan
sikapnya terkesan pragmatis. Ia bisa menjadi orang yang ‘cuek’, bahkan
kurang toleran kepada orang-orang yang tidak satu tujuan. Dan sebaliknya kepada
orang-orang yang satu tujuan dengannya.
Halaman 16 adalah potensi paling dalam dari
setiap tipe.
Jumlah ayat di halaman ini menjelaskan potensi
paling dalam dari tiap-tiap tipe.